Makin banyak kata yang diucap, makin banyak yang akan dimintai tanggung jawab. Begitu pesan seorang kawan. Apalagi sekarang banyak media yang bisa mewakili kita berkata-kata. Status facebook, twitter, plurk timeline (mungkin) juga bagian dari kata-kata – dan pikiran – kita, yang, suatu saat nanti, akan dimintai pertanggungan jawab.
Saya sendiri lebih memilih untuk (berusaha) berhati-hati saat posting. (Hmm, jangankan yang diposting di ranah internet, yang sering diucap di keseharian saja masih banyak yang sia-sia). Bukan sok jaim, atau apalah namanya, ini cuma sebagai upaya meminimalisir pengaruh buruk saya terhadap orang lain Kalau belum bisa bermanfaat, sekurang-kurangnya tidak berpengaruh buruk, begitu yang pernah saya dengar. Karena bagaimanapun, apa yang kita ucapkan, baik secara lisan maupun melalui media internet, sedikit banyak akan mempengaruhi orang lain yang mendengar, ataupun membacanya. Kata-kata yang positif akan berpengaruh positif, begitu pula sebaliknya.
Pernah dengar tentang penelitian mengenai efek kata-kata pada kristal air, kan? Meskipun ada yang meragukan metode yang digunakan dalam penelitian ini (CMIIW), tetap menarik mengetahui bahwa kata-kata berpengaruh bahkan pada zat yang kita anggap sebagai benda mati. Kalau air saja dapat bereaksi terhadap kata-kata, bagaimana pula dengan kita?
Dan, beberapa waktu lalu, saya merasa “ditegur†melalui surat Qaaf, antara lain pada ayat 16 – 19:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya…â€
Ah, jangankan yang diucapkan, bahkan yang masih dibisikkan dalam hatipun sudah diketahui…
—
Link terkait :
- Bercermin dari Masaru Emoto : The True Power of Water
- Bukti Visual dari Pengaruh Doa, Perasaan Positif, dan Rasa Syukur
- Obrolan soal kritik mengkritik
- Komentar Pembaca