Akhir minggu ini, bareng kawan-kawan dari grha ArRahman dan tim Komsi 03 liburan ke Ullen Sentalu dan area kaliurang. Menurut rencana awal, ada 4 lokasi yang akan kami kunjungi; Ullen Sentalu, Taman Eden, Gardu Pandang Merapi, & Taman Kaliurang.
Perjalanan pun kami mulai dari Mipa Utara, personelnya terdiri dari Den Bagus, Don Kiki, Andi, Diwan, Alle, Jhon, Yanworks, Bang Toyib, Dodi, Yudha, Dita, Winda, dan tentunya saya sendiri . Personel tambahan, ajay, nyusul di jalan kaliurang km 13. Berangkat menjelang siang dan sampai di gerbang area kaliurang sekitar jam setengah 12, kami pun disambut hujan yang kemudian menggiring kami sampai di garasi rumah penduduk. Kok bisa? Soal ini lebih baik tanya Den Bagus aja ya, soalnya beliaulah official guide yang menjerumuskan menuntun kami sampai ke situ.
Oke, sekitar 20 menit bertahan di garasi orang tanpa izin, perjalanan kami lanjutkan dengan mencari penginapan. Sampailah di Hotel Merapi. Sepertinya lebih cocok disebut sebagai kamar kos dengan fasilitas kamar mandi dalam dan 2 tempat tidur, tak apa, lumayanlah untuk sekedar berteduh semalam.. hehe… 3 kamar kami sewa untuk semalam, per kamar 45ribu, lumayan murah kan?!?. Oiya, 3 kamar itu khusus untuk semua personel manusia adam yang ikut, untuk Dita n Winda dijadwalkan hanya sampai sore.
Setelah istirahat sejenak, kami langsung ke Ullen Sentalu, tidak jauh dari penginapan. Dengan uang masuk 15rb per kepala, kami bisa mulai petualangan sejarah di situ. Ullen sentalu sendiri berisi banyak catatan sejarah kerajaan Mataram, budaya & seni Jawa yang diwakili oleh lukisan-lukisan, batik serta patung, baik yang masih asli maupun replika yang dibuat oleh pihak museum. Sayangnya tidak ada buku panduan yang berisi catatan-catatan sejarah itu, semuanya hanya disampaikan oleh mbak Guide yang bercerita panjang lebar kepada kami untuk hampir sebagian besar koleksi museum itu, dan diiringi oleh kami dengan paduan suara “O…gitu..” tiap beliau selesai cerita. Kasihan sekali dia…
Salah satu hal yang sangat menarik di Ullen Sentalu bagi saya adalah arsitektur bangunan serta suasana alam yang ada. Hampir sebagian besar lokasi outdoor-nya bagus dan bisa jadi objek narsisitas pengunjungnya. Ada juga suasana mistis yang sempat saya rasakan, namun itu semua buyar oleh kegilaan khas Komsi ’03.
Taman Eden atau Tlogo Putri ??
Selesai dari Ullen Sentalu, kami makan siang sejenak, menunya : sate kelinci, sate ayam, dan mie rebus. Setelah sholat asar, rencana berikutnya adalah ke lokasi yang Den Bagus sebut sebagai Taman Eden. Namun perjalanan ke Taman Eden-pun tidak bisa kami lanjutkan, karena yang kami temui berikutnya ternyata adalah Tlogo Putri, itupun sudah tutup dan hanya dijaga seekor monyet.
Warung Kopi Imajiner
Waktu menunjukkan pukul 4 sore, jadwal ke gardu pandang merapi pun kami majukan. Sampai di gardu pandang sekitar jam setengah 5, dan kamipun harus siap kecewa karena di situ kami hanya bisa saling pandang.
Apa hubungannya dengan warung kopi? Tidak ada, karena warung kopi di taman gardu pandang hanya khayalan mang Diwan saja. Cukup.
Sisa malam minggu hanya kami lewati dengan minum teh poci -malah ketemu gerombolan banci, astaghfirullah… – dan nonton tivi. Esoknya, dengan sisa-sisa tenaga kami mencoba kembali ke Tlogo Putri, lalu dilanjutkan dengan pulang ke Jogja.
Bagaimanapun, wisata yang baru saja kami lalui itu sudah cukup melepaskan tekanan dan lelah pikiran lantaran rutinitas harian. Alhamdulillah…