Sudah baca novel Sang Pemimpi? Kalau sudah, pasti tau tentang Arai kan. Saya mengagumi filosofi cinta Arai terhadap Zakiah Nurmala, bidadarinya. Dalam pandangan saya, Arai sudah paham betul bagaimana seharusnya mencintai sesuatu/seseorang. Arai selalu berpikir positif meskipun Nurmala jelas-jelas menolaknya. Tapi, lihatlah apa yang dikatakan Arai..
“Nurmala adalah tembok yang kukuh Kal…,” kilahnya diplomatis.
“Dan usahaku ibarat melemparkan lumpur ke tembok itu,” sambungnya optimis.
“Kau sangka tembok itu akan roboh dengan lemparan lumpur?” tanyanya retoris.
“Tidak akan! Tapi lumpur itu akan membekas di sana, apa pun yang kulakukan, walaupun ditolaknya mentah-mentah, akan membekas di hatinya,” kesimpulannya filosofis.
Mungkin, sudah tak penting lagi apakah Nurmala akan menerima atau menolaknya, baginya, mencintai tanpa memiliki, itu sudah cukup..