Sekarang memang lagi demamnya investasi emas. Dorongan untuk investasi ini memang lebih kerasa belakangan ini; saat sudah punya penghasilan sendiri dan sudah harus memikirkan soal rencana finansial masa depan (walaupun harusnya ini dimulai lebih awal, ya?).
Karena itu, menghimpun informasi soal investasi emas merupakan langkah awal yang harus diambil. Salah satunya dari buku. Dan buku Think Dinar & Investasi Emas Batangan untuk Orang Gajian ini jadi pilihan saya. Â Seperti yang disampaikan dikedua buku ini, emas memang investasi yang tergolong “mudah”. Mudah dalam artian tidak perlu terlalu ribet baca grafik atau angka-angka seperti investasi di bursa saham, selain itu relatif lebih terjangkau kalau dibandingkan dengan investasi di bidang properti, saham, reksadana dan yang lainnya. Sedangkan kalau dibandingkan dengan deposito, jika target investasi-nya adalah jangka panjang, maka emas akan lebih menguntungkan karena fungsinya untuk alat-lindung-nilai (sebagai salah satu ciri instrumen investasi) juga lebih kuat ketimbang deposito uang kertas.
Sebagai contoh, salah satu kebutuhan jangka panjang misalnya adalah untuk ibadah haji; yang jika dihitung dalam uang kertas (rupiah), ternyata naik dari tahun ke tahun, namun jika dikalkulasi dalam dinar (emas) justru mengalami penurunan.
- Tahun 1970, ONH hanya Rp. 182.000
- Tahun 1988, hampir 20 tahun setelahnya, ONH sejumlah Rp. 4.780.000
- Pada 1998, ONH senilai Rp. 8.805.000
- Setahun setelahnya, 1999-2000, setelah terjadi krisis ekonomi besar yang melanda Indonesia dan dunia, biaya naik haji hingga Rp. 21,5 juta.
- Pada 2008, ONH menjadi Rp. 32.400.000
Sedangkan data historis tabungan haji dalam bentuk dinar yaitu: